Pasar Beringharjo Jogja, Surga Belanja Oleh-Oleh Khas Jogja

Pasar Beringharjo Jogja, Surga Belanja Oleh-Oleh Khas Jogja

Pasar Beringharjo Jogja, Surga Belanja Oleh-Oleh Khas Jogja ~ Yogyakarta selalu punya cara untuk membuat wisatawan rindu kembali. Selain budaya dan kulinernya, kota ini juga terkenal dengan surga belanja oleh-oleh yang legendaris: Pasar Beringharjo Jogja. Terletak di ujung selatan Jalan Malioboro, pasar ini sudah berdiri sejak lebih dari satu abad lalu dan menjadi ikon belanja tradisional yang tidak pernah sepi pengunjung.

Sejarah Singkat Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo adalah salah satu pasar tradisional tertua dan paling legendaris di Yogyakarta. Pasar ini sudah menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat sejak lebih dari 250 tahun lalu. Awalnya, area tempat berdirinya pasar ini hanyalah sebuah hutan pohon beringin yang rimbun. Setelah Keraton Yogyakarta berdiri pada tahun 1758, kawasan tersebut mulai ramai oleh aktivitas jual beli masyarakat.

Nama “Beringharjo” diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Kata bering merujuk pada pohon beringin yang dulunya memenuhi kawasan ini, sementara harjo berarti kesejahteraan. Nama itu menjadi doa agar pasar selalu membawa kemakmuran bagi masyarakat.

Seiring waktu, Pasar Beringharjo terus berkembang dan menjadi denyut nadi perdagangan di pusat kota. Pada masa kolonial Belanda, bangunan permanen untuk pasar mulai didirikan sekitar awal abad ke-20. Dari situlah wajah Pasar Beringharjo mulai terbentuk seperti sekarang, dengan arsitektur khas kolonial yang berpadu dengan nuansa Jawa.

Lebih dari sekadar tempat transaksi, pasar ini juga menjadi ruang sosial dan budaya. Warga Jogja dari berbagai lapisan berkumpul di sini, baik untuk berdagang, berbelanja, maupun sekadar bertemu dan bercengkerama. Dari generasi ke generasi, Pasar Beringharjo tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Yogyakarta.

Hingga kini, Pasar Beringharjo tidak hanya berfungsi sebagai pasar tradisional, tetapi juga telah menjadi destinasi wisata belanja. Wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara datang untuk mencari batik, kerajinan tangan, hingga kuliner khas Jogja. Dengan sejarah panjangnya, pasar ini benar-benar menjadi simbol perpaduan antara tradisi, ekonomi, dan pariwisata di Yogyakarta.

Timeline Perkembangan Pasar Beringharjo

  • 1758 – Setelah berdirinya Keraton Yogyakarta, kawasan di selatan Malioboro yang dulunya hutan beringin mulai ramai digunakan masyarakat sebagai tempat jual beli. Inilah cikal bakal Pasar Beringharjo.

  • Abad ke-18 – 19 – Aktivitas perdagangan semakin berkembang. Pasar menjadi pusat ekonomi sekaligus tempat berkumpul masyarakat dari berbagai kalangan.

  • Awal 1900-an (Era Kolonial Belanda) – Dibangun bangunan permanen bergaya kolonial untuk menampung aktivitas pasar. Wajah Pasar Beringharjo mulai terbentuk dengan gedung bertingkat seperti sekarang.

  • 1925 – Pemerintah kolonial Belanda melakukan renovasi besar dan menata ulang area pasar agar lebih rapi, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pusat perdagangan di Yogyakarta.

  • Era Sri Sultan Hamengkubuwono VIII – Pasar resmi diberi nama “Beringharjo”, yang berarti hutan beringin yang membawa kesejahteraan. Nama ini sekaligus menjadi simbol harapan agar pasar terus memberi manfaat bagi masyarakat.

  • Pasca Kemerdekaan (1945 – 1960-an) – Pasar Beringharjo tetap berfungsi sebagai pusat ekonomi tradisional, tempat jual beli batik, rempah, sayuran, hingga kebutuhan rumah tangga.

  • 1990-an – Pemerintah daerah melakukan revitalisasi, memperkuat bangunan, dan menata pedagang agar pasar tetap nyaman dikunjungi wisatawan.

  • Sekarang – Pasar Beringharjo berkembang menjadi ikon wisata belanja Yogyakarta, terkenal dengan batik, kerajinan, kuliner tradisional, hingga jajanan khas. Wisatawan lokal maupun mancanegara menjadikannya destinasi utama saat ke Malioboro.

Surga Belanja Batik

Bagi pecinta batik, Pasar Beringharjo adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Pasar tradisional ini sudah lama dikenal sebagai surga belanja batik di Yogyakarta, dengan koleksi yang lengkap, harga beragam, dan suasana khas yang sulit ditemukan di tempat lain.

Begitu melangkah masuk ke lantai satu pasar, mata Anda langsung dimanjakan oleh deretan kios yang dipenuhi kain batik aneka warna dan motif. Dari batik cap yang sederhana hingga batik tulis eksklusif dengan detail halus, semuanya tersedia di sini. Uniknya lagi, batik yang dijual bukan hanya dari Jogja, tetapi juga dari daerah lain seperti Pekalongan dan Solo, sehingga pilihan semakin bervariasi.

Harga batik di Pasar Beringharjo juga sangat bersahabat. Untuk traveller dengan budget terbatas, ada batik murah mulai belasan ribu rupiah yang cocok dijadikan oleh-oleh. Namun jika Anda mencari batik premium dengan kualitas tinggi, ada pula koleksi batik tulis bernilai jutaan rupiah. Fleksibilitas harga inilah yang membuat pasar ini menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai kalangan.

Selain kain batik, tersedia juga berbagai produk turunan seperti baju jadi, rok, kemeja, selendang, hingga aksesori berbahan batik. Banyak wisatawan memilih membeli batik di sini karena bisa langsung mencoba dan membandingkan kualitas dari berbagai penjual dalam satu lokasi.

Bagi pecinta fashion, belanja batik di Beringharjo bukan sekadar membeli pakaian, tetapi juga sebuah pengalaman budaya. Setiap motif batik mengandung filosofi yang berbeda, misalnya motif parang yang melambangkan kekuatan, atau motif kawung yang bermakna kesucian. Dengan begitu, batik yang Anda bawa pulang bukan hanya sekadar kain, melainkan karya seni penuh makna.

Tidak heran, banyak traveller menyebut Pasar Beringharjo sebagai galeri batik terbesar di Yogyakarta. Atmosfer pasar yang ramai, interaksi tawar-menawar yang hangat, hingga keharuman khas kain batik menciptakan pengalaman belanja yang otentik dan menyenangkan.

Oleh-Oleh Khas Jogja

Liburan ke Yogyakarta belum lengkap tanpa membawa pulang buah tangan untuk keluarga atau sahabat. Dan salah satu tempat terbaik untuk berburu oleh-oleh adalah Pasar Beringharjo. Pasar legendaris ini bukan hanya terkenal dengan batiknya, tetapi juga surga oleh-oleh khas Jogja yang lengkap dan ramah di kantong.

Aneka Jajanan Tradisional

Di area dalam pasar, Anda bisa menemukan beragam jajanan khas Jogja. Mulai dari geplak dengan rasa manis legit, bakpia pathok yang terkenal sebagai ikon oleh-oleh Jogja, hingga wingko babat yang gurih manis. Semua dijual dalam berbagai kemasan, cocok dijadikan buah tangan untuk orang tersayang.

Kopi dan Rempah Lokal

Bagi pencinta kopi, Beringharjo juga menawarkan kopi lokal khas Jogja dengan aroma yang khas. Selain itu, tersedia pula rempah-rempah tradisional seperti jahe, kunyit, dan temulawak yang sering dijadikan bahan jamu. Belanja rempah di pasar ini serasa kembali ke masa lalu, ketika pasar tradisional menjadi pusat perdagangan utama masyarakat Jawa.

Kerajinan Tangan

Selain makanan, kerajinan khas Jogja juga bisa ditemukan di sini. Ada tas anyaman, pernak-pernik etnik, wayang mini, hingga gantungan kunci dan magnet kulkas yang pas untuk suvenir. Untuk Anda yang ingin membawa pulang sesuatu yang lebih bernilai seni, tersedia juga ukiran kayu, batik lukis, serta kain lurik khas Jogja.

Produk Fashion Batik

Selain kain, banyak kios yang menjual pakaian jadi berbahan batik. Anda bisa menemukan dress, kemeja, rok, hingga aksesori berbahan batik dengan harga yang bervariasi. Produk fashion batik ini praktis karena bisa langsung dipakai tanpa harus dijahit ulang.

Singgah di Pasar Beringharjo sama artinya dengan memasuki gudang oleh-oleh khas Jogja. Semua kebutuhan belanja ada di sini, mulai dari kuliner tradisional, kopi, rempah, hingga kerajinan tangan. Jadi, jangan lupa sisihkan waktu dan ruang di koper Anda saat liburan ke Yogyakarta. Membawa pulang oleh-oleh dari Beringharjo bukan hanya soal barang, tetapi juga membawa sepotong kenangan dari kota budaya yang istimewa ini.

Wisata Kuliner Tradisional

Liburan ke Yogyakarta belum lengkap tanpa membawa pulang buah tangan untuk keluarga atau sahabat. Dan salah satu tempat terbaik untuk berburu oleh-oleh adalah Pasar Beringharjo. Pasar legendaris ini bukan hanya terkenal dengan batiknya, tetapi juga surga oleh-oleh khas Jogja yang lengkap dan ramah di kantong.

Aneka Jajanan Tradisional

Di area dalam pasar, Anda bisa menemukan beragam jajanan khas Jogja. Mulai dari geplak dengan rasa manis legit, bakpia pathok yang terkenal sebagai ikon oleh-oleh Jogja, hingga wingko babat yang gurih manis. Semua dijual dalam berbagai kemasan, cocok dijadikan buah tangan untuk orang tersayang.

Kopi dan Rempah Lokal

Bagi pencinta kopi, Beringharjo juga menawarkan kopi lokal khas Jogja dengan aroma yang khas. Selain itu, tersedia pula rempah-rempah tradisional seperti jahe, kunyit, dan temulawak yang sering dijadikan bahan jamu. Belanja rempah di pasar ini serasa kembali ke masa lalu, ketika pasar tradisional menjadi pusat perdagangan utama masyarakat Jawa.

Kerajinan Tangan

Selain makanan, kerajinan khas Jogja juga bisa ditemukan di sini. Ada tas anyaman, pernak-pernik etnik, wayang mini, hingga gantungan kunci dan magnet kulkas yang pas untuk suvenir. Untuk Anda yang ingin membawa pulang sesuatu yang lebih bernilai seni, tersedia juga ukiran kayu, batik lukis, serta kain lurik khas Jogja.

Produk Fashion Batik

Selain kain, banyak kios yang menjual pakaian jadi berbahan batik. Anda bisa menemukan dress, kemeja, rok, hingga aksesori berbahan batik dengan harga yang bervariasi. Produk fashion batik ini praktis karena bisa langsung dipakai tanpa harus dijahit ulang.

Singgah di Pasar Beringharjo sama artinya dengan memasuki gudang oleh-oleh khas Jogja. Semua kebutuhan belanja ada di sini, mulai dari kuliner tradisional, kopi, rempah, hingga kerajinan tangan. Jadi, jangan lupa sisihkan waktu dan ruang di koper Anda saat liburan ke Yogyakarta. Membawa pulang oleh-oleh dari Beringharjo bukan hanya soal barang, tetapi juga membawa sepotong kenangan dari kota budaya yang istimewa ini.

Lokasi dan Akses

Pasar Beringharjo berada di Jalan Malioboro, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, tepat di jantung kota dan hanya sepelemparan batu dari ikon-ikon wisata lain seperti Jalan Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Alun-Alun Utara. Lokasi ini sangat strategis, sehingga pasar selalu ramai dikunjungi wisatawan maupun warga lokal setiap harinya.

Akses dari Stasiun

Jika Anda tiba di Yogyakarta menggunakan kereta api, ada dua pilihan jalur yang bisa ditempuh:

  • Dari Stasiun Tugu Yogyakarta: Jaraknya sekitar 2 km. Anda bisa berjalan kaki santai 20–25 menit menyusuri Jalan Malioboro atau naik becak/andong untuk pengalaman lebih otentik. Transportasi online juga tersedia dengan tarif sekitar Rp10.000–15.000.

  • Dari Stasiun Lempuyangan: Jaraknya sekitar 2,5 km. Bisa ditempuh 10–15 menit menggunakan becak, taksi online, atau motor sewaan.

Akses dari Bandara

  • Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo: Perjalanan ke Pasar Beringharjo memakan waktu sekitar 1–1,5 jam dengan kereta bandara atau kendaraan pribadi.

  • Bandara Adisutjipto (bandara lama, masih melayani penerbangan tertentu): Jarak ke pasar sekitar 8 km, bisa ditempuh 20–30 menit dengan mobil atau transportasi online.

Akses Transportasi Lokal

Bagi traveller yang ingin berhemat, ada Trans Jogja yang berhenti di sekitar Malioboro dan Vredeburg. Anda tinggal berjalan kaki beberapa menit untuk mencapai pintu pasar. Alternatif lain adalah menggunakan sepeda sewaan atau mengikuti city tour becak dan andong yang banyak tersedia di kawasan Malioboro.

Dengan lokasinya yang strategis di pusat kota, Pasar Beringharjo sangat mudah dijangkau dari berbagai arah. Mau jalan kaki, naik becak, atau pakai transportasi modern, semuanya praktis. Tidak heran, pasar ini selalu menjadi salah satu destinasi utama setiap traveller yang berkunjung ke Yogyakarta.

Bagi para traveller, berkunjung ke Yogyakarta rasanya belum lengkap tanpa singgah di Pasar Beringharjo Jogja. Di sini, Anda tidak hanya bisa belanja oleh-oleh khas Jogja dengan harga bersahabat, tetapi juga merasakan atmosfer pasar tradisional yang penuh kehangatan. Jadi, kalau liburan ke Jogja, siapkan waktu khusus untuk berbelanja di pasar legendaris ini—surga batik, kuliner, dan kerajinan yang siap memanjakan setiap wisatawan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top