Sejarah dan Legenda Gunung Bromo Serta Tradisi Kasada

Sejarah dan Legenda Gunung Bromo Serta Tradisi Kasada ~ Gunung Bromo adalah gunung berapi yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut dan terletak dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Gunung Bromo terkenal dengan keindahan pemandangannya yang spektakuler, terutama pada saat matahari terbit. Di kawasan ini juga terdapat banyak tempat wisata menarik seperti kawah Bromo, Puncak Penanjakan, dan Pasir Berbisik.

Sejarah Gunung Bromo

Gunung Bromo memiliki sejarah yang panjang dan dihormati oleh masyarakat sekitar sebagai tempat suci. Konon, pada zaman dahulu, ada seorang putri bernama Roro Anteng dan Joko Seger yang menikah dan memimpin sebuah kerajaan di daerah Tengger.

Tempat Wisata Gunung Bromo dan Sekitarnya yang lagi Hits

Wisata Gunung Bromo

Mereka sangat terkenal dengan kebijaksanaan dan kepemimpinan yang baik. Namun, mereka tidak memiliki keturunan, sehingga mereka memutuskan untuk memohon bantuan kepada Sang Hyang Widhi, dewa yang dipuja oleh masyarakat Hindu-Buddha.

Sang Hyang Widhi kemudian memberikan petunjuk kepada Roro Anteng dan Joko Seger untuk melakukan ritual di Gunung Bromo. Mereka diminta untuk melemparkan anak lelaki mereka ke dalam kawah gunung sebagai tanda pengorbanan. Meskipun awalnya mereka ragu, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukannya demi memenuhi permintaan dewa. Anak lelaki mereka, bernama Raden Kusuma, akhirnya diorbankan di dalam kawah Bromo.

Sejak saat itu, Gunung Bromo dianggap sebagai tempat suci yang dihormati oleh masyarakat Tengger. Setiap tahun, mereka mengadakan upacara Yadnya Kasada sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi. Dalam upacara ini, para penduduk Tengger melakukan ritual dengan melemparkan sesajen dan hewan kurban ke dalam kawah Bromo.

Selain sebagai tempat suci, Gunung Bromo juga merupakan objek wisata yang populer di Indonesia. Setiap tahun, ribuan wisatawan datang ke sini untuk menikmati pemandangan yang indah dan menantang diri mereka dengan melakukan pendakian ke puncak gunung.

Meskipun Gunung Bromo masih aktif dan kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu vulkanik, namun tetap dijaga dan dipantau oleh pihak berwenang untuk memastikan keselamatan para pengunjung.

Legenda Gunung Bromo

Selain sejarahnya yang menarik, Gunung Bromo juga memiliki banyak legenda yang terkait dengan keberadaannya. Salah satu legenda yang paling terkenal adalah legenda Roro Anteng dan Joko Seger.

Menurut legenda, dahulu kala terdapat kerajaan Tengger yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. Raja tersebut memiliki seorang putri cantik bernama Roro Anteng yang dijodohkan dengan seorang pemuda gagah bernama Joko Seger. Keduanya sangat mencintai satu sama lain dan ingin selalu bersama.

Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama karena ada bencana alam yang mengancam kerajaan Tengger. Gunung Bromo yang berada di sekitar kerajaan tersebut meletus dan memuntahkan lahar panas yang mengancam nyawa penduduk. Raja kemudian meminta saran dari para dewa untuk menghentikan letusan gunung.

Akhirnya, para dewa meminta Roro Anteng dan Joko Seger untuk melemparkan diri ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai persembahan untuk menghentikan letusan gunung. Keduanya akhirnya memutuskan untuk melakukan persembahan tersebut dan gunung pun akhirnya berhenti meletus.

Sejak saat itu, masyarakat sekitar memperingati peristiwa tersebut dengan mengadakan upacara Kasodo yang dilakukan pada bulan Desember atau Januari setiap tahunnya.

Tradisi Kasada Gunung Bromo

Tradisi Kasada adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Tengger, yang tinggal di sekitar Gunung Bromo Jawa timur , setiap tahunnya pada bulan ke-14 kalender Tengger. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada para dewa yang diyakini sebagai pelindung dan penjaga Gunung Bromo.

Tradisi Kasada dimulai dengan para pemuka adat Tengger dan para pendeta Hindu yang akan berdoa di Pura Luhur Poten. Kemudian, para penduduk setempat akan berkumpul di Bukit Cemara Lawang untuk memulai prosesi mempersembahkan sesaji kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) dan para leluhur mereka. Sesaji yang dihanyutkan terdiri dari berbagai jenis makanan dan hewan, seperti kambing, ayam, dan beras.

Setelah itu, para pemuda Tengger akan menaiki Gunung Bromo untuk memetik buah kasada, yaitu buah yang tumbuh di daerah sekitar gunung. Buah kasada tersebut dianggap sebagai simbol keberhasilan dan kesejahteraan, dan dihanyutkan ke Lautan Pasir sebagai tanda penghormatan kepada Sang Hyang Widhi.

Tradisi Kasada dianggap sebagai bentuk pelestarian budaya dan tradisi Tengger yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Meskipun terdapat perbedaan keyakinan dan agama antara masyarakat Tengger dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam, tradisi Kasada tetap dipertahankan dan dihormati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Tradisi Kasada memiliki keunikan tersendiri karena melibatkan ritual yang cukup unik dan berbeda dari tradisi-tradisi lain di Indonesia. Berikut ini beberapa keunikan dari Tradisi Kasada:

  1. Pemberian sesaji di kawah Gunung Bromo Hal yang unik dari tradisi ini adalah pemberian sesaji di kawah Gunung Bromo sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi. Masyarakat Tengger percaya bahwa dengan memberikan sesaji di kawah Bromo, mereka bisa mendapatkan keberkahan dan keselamatan untuk diri mereka dan keluarga.
  2. Upacara yang melibatkan ribuan orang Setiap tahunnya, ribuan orang dari suku Tengger dan wisatawan datang untuk mengikuti upacara Kasada. Acara ini menjadi salah satu peristiwa yang paling penting dan dijadikan sebagai ajang untuk bersatu dan mempererat tali persaudaraan.
  3. Penampilan kostum khas suku Tengger Selain pemberian sesaji, penampilan kostum khas suku Tengger juga menjadi keunikan dari tradisi ini. Para peserta Kasada mengenakan baju adat dan topeng khas Tengger yang terbuat dari anyaman bambu. Hal ini memberikan kesan mistis dan membuat tradisi ini semakin terlihat unik dan menarik.
  4. Pemandangan alam yang spektakuler Tradisi Kasada dilaksanakan di kawasan Gunung Bromo yang memiliki pemandangan alam yang spektakuler. Wisatawan bisa menikmati keindahan Gunung Bromo, Kawah Bromo, dan panorama matahari terbit di puncak Penanjakan.
  5. Sebagai warisan budaya penting Tradisi Kasada bukan hanya sebuah ritual atau perayaan semata, tetapi juga merupakan warisan budaya penting dari suku Tengger. Acara ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu dan masih terus dilakukan hingga saat ini, sehingga menjadi bukti keberlangsungan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh suku Tengger.

Demikian beberapa keunikan dari Tradisi Kasada yang diadakan di kawasan Wisata Gunung Bromo. Keunikan ini membuat tradisi ini semakin menarik dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Bromo.

Tradisi Kasada di Gunung Bromo merupakan sebuah upacara adat yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi bagi masyarakat sekitar. Keunikan dari tradisi ini terletak pada cara pelaksanaannya yang unik dan berbeda dengan tradisi-tradisi lain di Indonesia.

Meskipun beberapa bagian dari tradisi Kasada terlihat cukup berbahaya, namun hal tersebut menjadi bagian dari kepercayaan dan keyakinan masyarakat setempat. Bagi wisatawan yang tertarik untuk menyaksikan tradisi ini, penting untuk tetap menghormati dan menjaga etika selama pelaksanaan upacara.

Seorang yang ahli dalam bidang pariwisata khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Chat Sekarang !
Butuh Bantuan?
Scan the code
Hallo,
Ada yang bisa Kami Bantu?