Candi di Jogja

Candi di Jogja Terlengkap untuk Wisata Edukuasi Budaya

Candi di Jogja – Jogja tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar atau pusat wisata kuliner, tetapi juga sebagai daerah yang kaya akan warisan sejarah dan budaya. Salah satu peninggalan paling berharga yang masih berdiri kokoh hingga saat ini adalah candi. Candi-candi di Yogyakarta merupakan bukti nyata kejayaan kerajaan-kerajaan besar yang pernah berdiri di tanah Jawa, seperti Kerajaan Mataram Kuno yang melahirkan banyak bangunan suci bernafaskan Hindu maupun Buddha. Bagi wisatawan yang ingin merasakan nuansa sejarah sekaligus menikmati keindahan arsitektur kuno, berkunjung ke candi-candi di Jogja menjadi pilihan yang tepat.

Keberadaan candi di Jogja tersebar di berbagai wilayah, terutama di Kabupaten Sleman yang memang menjadi pusat peradaban pada abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi. Setiap candi memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi sejarah, fungsi, maupun bentuk arsitekturnya. Misalnya, Candi Prambanan yang terkenal sebagai kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dengan kisah legenda Roro Jonggrang, atau Candi Plaosan yang menarik karena merupakan perpaduan budaya Hindu dan Buddha. Selain itu, ada pula Candi Sambisari yang unik karena berada sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah akibat tertimbun material letusan Gunung Merapi.

Tidak hanya megah dan bersejarah, banyak candi di Jogja juga menawarkan panorama alam yang memukau. Sebut saja Candi Ijo, candi tertinggi di Yogyakarta yang berada di ketinggian 410 meter di atas permukaan laut. Dari sini, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan kota Jogja dan indahnya matahari terbenam. Ada pula Candi Barong dan Candi Banyunibo yang lokasinya berada di tengah hamparan persawahan, memberikan suasana tenang dan asri yang cocok untuk melepas penat.

Menariknya, beberapa candi juga memiliki nilai spiritual dan budaya yang masih dijaga hingga sekarang. Pertunjukan Sendratari Ramayana yang digelar di kawasan Candi Prambanan, misalnya, menjadi daya tarik wisata budaya yang menggabungkan seni tari, musik, dan kisah epik Ramayana dalam balutan panggung megah berlatar belakang candi. Hal ini membuktikan bahwa candi di Jogja tidak hanya berfungsi sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan budaya yang terus hidup.

Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi candi-candi di Jogja, akses transportasi menuju lokasi relatif mudah. Sebagian besar candi berada di jalur utama Yogyakarta–Solo, sehingga bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi, transportasi umum, atau menyewa mobil maupun motor di Jogja. Bahkan, banyak agen perjalanan wisata yang menyediakan paket tur khusus candi, sehingga wisatawan bisa mengunjungi beberapa candi sekaligus dalam satu perjalanan.

Melihat begitu banyaknya pilihan, tidak berlebihan jika Yogyakarta disebut sebagai “surga candi” di Indonesia. Setiap candi menyimpan kisah, filosofi, dan pesonanya sendiri yang membuat siapa pun betah berlama-lama menikmati suasana di sekitarnya. Dalam artikel ini, kami akan menyajikan daftar candi di Jogja terlengkap yang bisa Anda jadikan panduan wisata budaya. Dengan mengetahui sejarah, lokasi, dan daya tarik masing-masing candi, perjalanan Anda ke Yogyakarta akan terasa lebih bermakna dan berkesan.

Sekilas Tentang DIY

Daerah Istimewa Yogyakarta atau umumnya dipersingkat dengan DIY salah satunya daerah otonom satu tingkat propinsi yang ada pada Indonesia. Provinsi ini beribukota di Yogyakarta. Dari nama daerah ini ialah Daerah Istimewa Yogyakarta sekalian posisinya selaku Daerah Istimewa.

Posisi selaku Daerah Istimewa sehubungan dengan runutan histori berdirinya provinsi ini, baik sebelumnya ataupun sehabis Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) yaitu nama yang dikasihkan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) selaku substitusi nama pesanggrahan Gartitawati.

Yogyakarta bermakna Yogya yang kerta, Yogya yang makmur, sementara itu Ngayogyakarta Hadiningrat bermakna Yogya yang makmur serta yang terutama. Sumber lain mengucapkan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana.

Dalam pemanfaatannya tiap hari, Yogyakarta umum disampaikan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa). Sebelumnya Indonesia merdeka, Yogyakarta udah miliki kebiasaan pemerintah sebab Yogyakarta yaitu Kasultanan, tergolong didalamnya ada pun Kadipaten Pakualaman.

Daerah yang miliki asal muasal dengan pemerintahannya sendiri, di era penjajahan Hindia Belanda dikatakan Zelfbesturende Landschappen. Di era kemerdekaan dinamakan Daerah Swapraja. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri sejak mulai 1755 dibuat oleh Pangeran Mangkubumi yang setelah itu berpredikat Sultan Hamengku Buwono I.

Kadipaten Pakualaman, berdiri sejak mulai 1813, dibuat oleh Pangeran Notokusumo, (saudara Sultan Hamengku Buwono II ) setelah itu berpredikat Adipati Paku Alam I. Baik Kasultanan ataupun Pakualaman, dianggap oleh Pemerintahan Hindia Belanda selaku kerajaan dengan hak mengendalikan rumah tangga sendiri.

Semuanya itu ditetapkan di kontrak politik. Paling akhir kontrak politik Kasultanan tertulis dalam Staatsblad 1941 No. 47 serta kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 No. 577.

Ketika Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta Sri Paku Alam VIII mengetuk kawat pada Presiden RI, menjelaskan kalau Daerah Kasultanan Yogyakarta serta Daerah Pakualaman jadi sisi lokasi Negara Republik Indonesia, dan masuk jadi satu mengaktualkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sri sultan Hamengku Buwono IX serta Sri Paku Alam VIII selaku Kepala Daerah serta Wakil Kepala Daerah bertanggung-jawab langsung pada Presiden Republik Indonesia. Pegangan hukumnya yaitu :

  1. Piagam posisi Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden Republik Indonesia.
  2. Mandat Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta Mandat Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 ( yang dibentuk semasing secara terpisah).
  3. Mandat Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 ( yang dibentuk bersama dalam sebuah teks ).

Dari 4 Januari 1946 sampai 17 Desember 1949, Yogyakarta jadi Ibu-kota Negara Republik Indonesia, malahan di periode perjuangan sampai merasakan masa-masa yang paling mendebarkan, hampir-hampir saja Negara Republik Indonesia tamat sejarahnya.

Oleh karenanya pimpinan-pemimpin bangsa Indonesia yang kumpul serta bertarung di Yogyakarta miliki cerita lama khusus terkait lokasi ini. Ditambah lagi pemuda-pemudanya yang seusai perang tuntas, menyambung studinya di Kampus Gajah Mada, suatu Kampus Negeri yang pertama dibuat oleh Presiden Republik Indonesia, sekalian jadi monumen hidup buat peringati perjuangan Yogyakarta.

Di waktu ini Kraton Yogyakarta dikepalai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X serta Puro Pakualaman oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Ke-2 nya permainkan fungsi yang paling memastikan di memiara nilai-nilai budaya serta adat-istiadat Jawa serta adalah penyatu penduduk Yogyakarta.

Dengan dasar pasal 18 Undang-undang 1945, Dewan Perwakilan Rakyat Propisni Daerah Istimewa Yogyakarta inginkan biar posisi selaku Daerah Istimewa buat Daerah Tingkat I, masih lestari dengan ingat histori penciptaan serta kemajuan Pemerintah Wilayahnya yang selayaknya disegani.

Pasal 18 undang-undang dasar 1945 itu menjelaskan kalau ” pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar serta kecil, dengan wujud skema pemerintahannya ditentukan dengan undang-undang dengan menyaksikan serta ingat dasar perundingan dalam struktur Pemerintah Negara serta hak-hak asal muasal dalam Beberapa daerah yang mempunyai sifat Istimewa “.

Selaku Daerah Otonom satu tingkat Provinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta dibikin dengan Undang-undang No.tiga tahun 1950, sesuai sama niat pasal 18 UUD 1945 itu. Dijelaskan kalau Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu mencakup sisa Daerah/Kasultanan Yogyakarta serta Daerah Pakualaman.

Selaku ibu-kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta kaya predikat, baik asal dari histori ataupun kemampuan yang ada, seperti selaku kota perjuangan, kota kebudayaan, kota murid, serta kota pariwisata.

Istilah kota perjuangan buat kota ini sehubungan dengan andil Yogyakarta dalam tatanan perjuangan bangsa Indonesia di era penjajah Belanda, era penjajahan Jepang, ataupun di era perjuangan membela kemerdekaan. Yogyakarta pernah jadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta ataupun Kadipaten Pakualaman.

Istilah kota kebudayaan buat kota ini kuat berkaitan dengan warisan-peninggalan budaya berharga tinggi pada saat kerajaan-kerajaan itu yang selama ini masih lestari. Istilah ini pun berhubungan dengan ada banyaknya pusat-pusat seni serta budaya. Istilah kata Mataram yang banyak dipakai kini, tak lain yaitu suatu kebanggaan atas keberhasilan Kerajaan Mataram.

Predikat selaku kota murid berhubungan dengan histori serta andil kota ini pada dunia pengajaran di Indonesia. Dari sisi terdapatnya bermacam pengajaran di tiap level pengajaran siap di provinsi ini, di Yogyakarta ada banyak mahasiswa serta murid dari semuanya daerah di Indonesia.

Tak berlebih apabila Yogyakarta disebut yaitu miniatur Indonesia. Istilah Yogyakarta selaku kota pariwisata mendeskripsikan kemampuan provinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta yaitu daerah maksud liburan paling besar ke-2  seusai Bali. Bermacam macam object liburan ditingkatkan di lokasi ini, seperti liburan alam, liburan histori, liburan budaya, liburan pengajaran, sampai, yang teranyar, liburan malam.

Daftar Lengkap Candi di Jogja

Jogja memang terkenal sebagai kota dengan banyak peninggalan sejarah dan budaya, termasuk candi-candi megah yang menjadi daya tarik wisata. Berikut beberapa candi terkenal di Yogyakarta:

Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan ikon wisata sejarah di Yogyakarta sekaligus candi Hindu terbesar di Indonesia. Dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno, candi ini didedikasikan untuk Trimurti, yaitu tiga dewa utama dalam agama Hindu: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Kompleks Prambanan memiliki lebih dari 200 candi, dengan tiga candi utama yang megah dan menjulang tinggi, yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu.

Wisata yang searah dengan Candi Prambanan

Daya tarik utama Candi Prambanan adalah arsitekturnya yang menjulang setinggi 47 meter dengan relief-relief indah yang menceritakan kisah Ramayana dan Krishnayana. Selain itu, candi ini juga terkenal dengan legenda Roro Jonggrang yang menjadi bagian dari cerita rakyat setempat. Wisatawan dapat menikmati keindahan candi di pagi hari dengan suasana tenang atau di sore hari saat cahaya matahari mulai meredup.

Tidak hanya sekadar wisata sejarah, kawasan Candi Prambanan juga menjadi pusat kegiatan budaya. Pertunjukan Sendratari Ramayana yang digelar secara rutin dengan latar belakang candi megah menambah daya tarik wisata budaya yang tidak boleh dilewatkan. Lokasinya yang strategis, hanya sekitar 17 km dari pusat Kota Yogyakarta, membuat Candi Prambanan selalu menjadi tujuan favorit wisatawan lokal maupun mancanegara.

Candi Ratu Boko

Candi Ratu Boko sebenarnya bukan kategori candi seperti candi pada umumnya di Jogja. Namun Ratu Boko dahulunya merupakan kawasan Keraton/Istana. Yang paling eksotis di kawasan ini adalah saat senja menyingsing.

Istana Ratu BokoYap, sunset. Keindahan matahari perlahan tenggelam dengan menembus celah-celah gapura dan pintu gerbang Istana membuat kawasan ini dijuluki sebagai salah satu lokasi sunset terindah di Jogja. Pantas saja kan, Istana Ratu Boko ini dijadikan lokasi syuting film AADC 2, karena ada romansa indah di candi ini.

Candi Ijo

Eksotisnya candi Ijo ini dikatakan sebagai candi dengan lokasi tertinggi di Jogja.  Sesuai namanya, candi ini berada di perbukitan/gunung Ijo. Kondisi candi kini semakin terawatt dan karakternya serupa dengan candi Prambanan, ada candi utama dan candi perwaranya.

Candi Ijo JogjaNamun yang paling mmebuat candi Ijo dikatakan candi eksotis di Jogja ada pada sunset yang menerpanya. Selain candi Ratu Boko, candi Ijo merupakan candi indah untuk menikmati sunset dan pemandangan sekitar dari atas tebing. Menarik?

Candi Sambisari

Candi Sambisari merupakan salah satu candi unik di Sleman, Yogyakarta, yang dibangun sekitar abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Keunikan utama candi ini adalah lokasinya yang berada sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah, sehingga pengunjung harus menuruni tangga untuk masuk ke kompleksnya. Dari atas, candi terlihat dikelilingi dinding batu dengan hamparan rumput hijau yang rapi, menciptakan pemandangan fotogenik dan berbeda dari candi lain di Jogja.

Candi Sambisari Jogja

Kompleks Candi Sambisari terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara (pendamping). Di ruang utama, terdapat Lingga-Yoni sebagai simbol pemujaan Dewa Siwa, serta arca Durga, Ganesha, dan Agastya yang menghiasi relung dinding candi. Suasana tenang dan asri membuat tempat ini cocok untuk wisata sejarah sekaligus relaksasi.

Lokasinya yang strategis, tidak jauh dari Candi Prambanan, Kalasan, dan Plaosan, menjadikan Sambisari pilihan menarik untuk dimasukkan dalam rute wisata budaya di Jogja. Selain menawarkan nilai sejarah dan arsitektur, candi ini juga menjadi spot foto populer bagi wisatawan.

Candi Kalasan

Candi Kalasan adalah salah satu candi Buddha tertua di Yogyakarta, yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 oleh Rakai Panangkaran dari Wangsa Syailendra. Candi ini didedikasikan untuk Dewi Tara, yang melambangkan kebijaksanaan dan welas asih dalam ajaran Buddha Mahayana. Hal ini menjadikannya sebagai bukti penting perkembangan agama Buddha di Jawa pada masa Mataram Kuno.

Candi Kalasan Jogja

Daya tarik utama Candi Kalasan terletak pada ornamen ukirannya yang halus dan penuh detail, dihiasi dengan motif bunga, sulur, dan figur dewa-dewi. Sisa stupa dan relief yang masih terlihat hingga kini menunjukkan kemegahan arsitektur masa lalu. Selain itu, Candi Kalasan juga terkenal dengan lapisan “vajralepa”, semacam pelapis putih dari bahan khusus yang konon membuat bangunan terlihat lebih indah pada zamannya.

Lokasinya sangat strategis, berada di tepi jalan raya Jogja–Solo, hanya sekitar 2 km dari Candi Sambisari dan 4 km dari Candi Prambanan. Karena kedekatan ini, Candi Kalasan sering dijadikan bagian dari rute wisata sejarah yang menggabungkan beberapa candi sekaligus. Suasana sekitarnya yang tenang dengan pepohonan rindang juga membuat tempat ini cocok untuk menikmati wisata budaya sambil belajar sejarah.

Candi Sari

Sebuah candi yang lokasinya juga tidak jauh dari candi Kalasan, yakni hanya sekitar 3km. Candi Sari atau juga yang disebut sebagai candi Bendan memiliki banyak kemiripan dengan candi Kalasan.

Namun yang lebih menarik adalah candi ini cukup berbeda dari candi lainnya sebagai tempat ibadah. Karena candi ini diperkirakan merupakan asrama untuk pendeta Buddha. Memang, jika ditilik candi sari ini seperti rumah persegi panjang. Eksotis bukan?

Candi Banyunibo

Candi Banyunibo adalah salah satu peninggalan Buddha di Yogyakarta yang diperkirakan dibangun pada abad ke-9. Nama Banyunibo berarti “air yang menetes”, sesuai dengan suasana tenang di sekitar candi yang dulu dikelilingi persawahan.

Candi ini memiliki bentuk persegi dengan stupa di bagian atasnya, serta relief yang menggambarkan kehidupan Buddha. Meskipun tidak sebesar Prambanan atau Borobudur, arsitekturnya tetap menarik untuk dipelajari.

Candi Banyunibo Jogja
Candi Banyunibo Jogja

Wisatawan dapat menikmati suasana sunyi dan damai, cocok untuk melepas penat. Lokasinya juga strategis karena berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko dan Candi Ijo, sehingga bisa dikunjungi dalam satu rute wisata.

Candi Banyunibo terletak di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Sleman, Yogyakarta. Dari pusat kota Jogja, perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit menggunakan kendaraan pribadi atau sewa mobil.

Candi Plaosan

Candi Plaosan juga turut melengkapi candi eksotis di Jogja. Lokasinya berada tidak jauh dari candi Prambanan. Eksotisnya candi megah dan beberapa reruntuhannya ada kisah cinta sepasang sejoli yang berbeda keyakinan.

Candi Plaosan Jogja Kompleks candi ini terdapat dua candi paling besar yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Dan di area candi Plaosan Lor ada dua buah candi yang sama, Oleh karena itu candi Plaosan juga sering disebut sebagai candi Kembar.

Candi Gebang

Satu lagi kawasan candi eksotis di Jogja yakni candi Gebang. Sebuah candi yang berada di area Condongcatur, Ngemplak ini adalah candi Hindu yang berdiri tunggal seperti candi Banyunibo. Aksesnya yang berada di tengah desa mungkin menjadikan beberapa pengunjung sedikit kesulitan menemukan lokasi. Tapi setelah menemukannya, ada spot foto indah menarik dari taman-taman sekitar candi.

Candi Abang

Terakhir, candi yang hingga sekarang banyak orang membingungkannya “mana kamu. Berbeda dari candi lainnya yang ada di Jogja, candi ini tidak berdiri dari batu andesit, melainkan yang terlihat hingga kini adalah gundukan tanah yang menyerupai bukit Teletubbies.

Gundukan tanah ini sebenarnya memang candi Abang itu sendiri. Namun karena sudah termakan usia, candi Abang kini telah berselimut rumput hijau. Namun pemandangan indah sekitar candi tidak mesti didapatkan di candi lain pada umumnya. Cocok untuk liburan akhir pekanmu dan termasuk salah satu destinasi piknik murah di Jogja. 

Candi Barong

Candi Barong merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik di Yogyakarta, khususnya bagi pecinta budaya dan arkeologi. Terletak di kawasan perbukitan Prambanan, Sleman, candi ini menawarkan kombinasi unik antara sejarah, arsitektur Hindu, dan panorama alam yang menakjubkan. Meski ukurannya tidak sebesar Candi Prambanan, Candi Barong tetap memiliki pesona tersendiri yang memikat wisatawan untuk mengunjunginya.

Candi Barong Yogyakarta
Candi Barong Yogyakarta

Dibangun pada abad ke-9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno, Candi Barong dulunya merupakan bagian dari kompleks percandian Hindu yang memiliki fungsi religius sekaligus simbol kekuasaan raja. Nama “Barong” sendiri dipercaya diambil dari bentuk arca yang menyerupai hewan mitologis atau topeng, yang menjadi ciri khas unik candi ini.

Candi Barong juga menarik karena lokasinya yang berdekatan dengan beberapa candi lain seperti Candi Banyunibo dan Candi Ijo, sehingga pengunjung bisa menyusun rute wisata sejarah yang lengkap dalam satu perjalanan. Bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman belajar sejarah, menikmati keindahan alam, sekaligus berfoto dengan latar arsitektur kuno, Candi Barong menjadi pilihan tepat di Yogyakarta.

Dengan kombinasi sejarah, budaya, dan panorama alam, Candi Barong siap menjadi destinasi wisata edukatif sekaligus spot foto yang menarik, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

Candi Kedulan

Candi Kedulan adalah salah satu candi Buddha yang menarik untuk dikunjungi di Yogyakarta. Terletak di Desa Kedulan, Kecamatan Prambanan, Sleman, candi ini menjadi saksi sejarah perkembangan agama Buddha di Jawa Tengah pada masa Mataram Kuno. Meskipun ukurannya lebih kecil dibandingkan Borobudur atau Candi Pawon, Candi Kedulan memiliki nilai historis dan arkeologis yang tinggi, sehingga layak dimasukkan dalam daftar candi di Jogja yang wajib dikunjungi.

Candi Kedulan diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, dengan gaya arsitektur khas Buddha yang sederhana namun elegan. Lokasinya yang berada di tengah persawahan memberikan suasana tenang dan damai, cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati perjalanan sejarah sambil menenangkan pikiran.

Selain nilai sejarahnya, Candi Kedulan juga menarik bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi candi-candi kecil di sekitar Prambanan. Letaknya yang strategis memudahkan pengunjung untuk membuat rute wisata searah dengan destinasi populer lain seperti Candi Banyunibo, Candi Ijo, dan Candi Barong.

Dengan keunikan sejarah, arsitektur yang sederhana, dan panorama alam sekitar, Candi Kedulan menawarkan pengalaman wisata yang edukatif sekaligus menyenangkan bagi keluarga, pelajar, maupun wisatawan solo.

Mengapa Harus Menjelajahi Candi di Jogja?

Menjelajahi candi-candi di Yogyakarta menawarkan pengalaman wisata yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Setiap candi, mulai dari Borobudur, Prambanan, hingga candi-candi kecil seperti Banyunibo dan Kedulan, menyimpan cerita unik tentang peradaban Mataram Kuno. Selain belajar sejarah dan filosofi, pengunjung juga bisa menikmati arsitektur yang menawan, panorama alam pedesaan yang hijau, serta spot fotografi yang Instagramable.

Candi-candi di Jogja tidak hanya populer untuk wisata sejarah, tetapi juga menjadi destinasi anti-mainstream bagi yang ingin merasakan ketenangan jauh dari keramaian. Dengan akses yang mudah dan paket wisata yang tersedia, menjelajahi candi-candi di Jogja menjadi pengalaman edukatif, menyenangkan, dan efisien dalam satu perjalanan.

  • Warisan Sejarah yang Kaya
    Candi-candi di Yogyakarta merupakan bukti kejayaan peradaban Mataram Kuno. Mengunjungi candi-candi ini memungkinkan wisatawan memahami sejarah, budaya, dan agama yang berkembang di Jawa pada abad ke-8 hingga ke-10. Dari Borobudur hingga candi-candi kecil seperti Banyunibo atau Kedulan, setiap candi memiliki cerita unik yang menambah wawasan sejarah.

  • Arsitektur yang Menawan
    Setiap candi di Jogja memiliki ciri khas arsitektur tersendiri, mulai dari relief indah, stupa Buddha, hingga bentuk meru khas Hindu. Keindahan ini tidak hanya menjadi pelajaran seni arsitektur, tetapi juga memberikan pengalaman visual yang memukau bagi pengunjung.

  • Pengalaman Edukatif dan Reflektif
    Mengunjungi candi bukan hanya soal melihat bangunan tua, tetapi juga belajar filosofi, ajaran agama, dan nilai-nilai sosial yang diwariskan oleh nenek moyang. Candi menawarkan pengalaman edukatif untuk pelajar, keluarga, maupun wisatawan yang ingin menyelami sejarah.

  • Panorama Alam dan Spot Fotografi
    Banyak candi di Jogja berada di perbukitan atau persawahan yang indah, seperti Candi Ijo, Candi Banyunibo, dan Candi Barong. Kombinasi antara candi bersejarah dan alam pedesaan menciptakan spot foto yang instagramable, cocok bagi pecinta fotografi maupun traveler modern.

  • Wisata Anti-Mainstream dan Tenang
    Selain candi populer seperti Prambanan dan Borobudur, Jogja memiliki candi-candi kecil yang sepi pengunjung. Tempat-tempat ini cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana damai, menjauh dari keramaian, dan merasakan pengalaman yang lebih personal.

  • Kemudahan Akses dan Paket Wisata
    Banyak candi di Jogja yang bisa dikunjungi dalam satu rute perjalanan searah. Dengan paket wisata atau kendaraan sewa, wisatawan bisa mengunjungi beberapa candi sekaligus, menghemat waktu, dan mendapatkan pengalaman perjalanan yang efisien serta menyenangkan.

Tips Liburan ke Candi di Jogja

Agar liburan ke candi-candi di Yogyakarta lebih menyenangkan, aman, dan efisien, simak beberapa tips berikut:

  • Pilih Waktu Kunjungan yang Tepat
    Waktu terbaik untuk mengunjungi candi adalah pagi atau sore hari. Suasana lebih sejuk, pencahayaan alami bagus untuk fotografi, dan pengunjung relatif lebih sedikit. Hindari siang hari terutama saat musim panas karena cuaca bisa sangat panas.
  • Gunakan Pakaian dan Alas Kaki Nyaman
    Kenakan sepatu atau sandal nyaman karena beberapa candi memiliki tangga atau area berpaving batu. Pakaian yang longgar dan berbahan ringan juga disarankan agar tetap nyaman saat berjalan-jalan.
  • Bawa Perlengkapan Penting
    Bawa air minum, topi, dan sunblock untuk melindungi dari panas. Kamera atau smartphone dengan baterai penuh penting untuk mengabadikan keindahan arsitektur candi dan panorama sekitarnya.
  • Manfaatkan Paket Wisata atau Sewa Kendaraan
    Jika ingin mengunjungi beberapa candi sekaligus, pertimbangkan paket wisata Jogja atau sewa mobil/motor. Ini lebih efisien, terutama untuk rute searah seperti Candi Banyunibo – Candi Barong – Candi Ijo.
  • Hormati Aturan dan Lingkungan Candi
    Jaga kebersihan dan patuhi aturan di area candi. Jangan memanjat struktur candi atau merusak relief. Menghormati situs bersejarah juga menjaga pengalaman wisata tetap nyaman bagi semua pengunjung.
  • Gabungkan dengan Wisata Sekitar
    Manfaatkan kunjungan ke candi dengan menjelajahi desa wisata, persawahan, atau spot panorama di sekitarnya. Ini menambah pengalaman edukatif sekaligus rekreasi yang menyenangkan.

Mengunjungi candi-candi di Yogyakarta menawarkan pengalaman wisata yang lengkap: sejarah, budaya, arsitektur, dan panorama alam berpadu dalam satu perjalanan. Dari candi besar seperti Borobudur dan Prambanan hingga candi-candi kecil seperti Banyunibo, Barong, dan Kedulan, setiap destinasi menyimpan cerita unik yang menambah wawasan dan pengalaman edukatif bagi pengunjung.

Liburan ke candi tidak hanya soal melihat bangunan kuno, tetapi juga menikmati suasana pedesaan yang tenang, fotografi, dan pengalaman belajar sejarah. Untuk perjalanan yang lebih nyaman, wisatawan bisa memanfaatkan paket wisata Jogja atau Sewa Mobil agar rute kunjungan candi lebih efisien dan menyenangkan.

Dengan perencanaan yang tepat, liburan ke candi di Jogja bisa menjadi pengalaman edukatif, menyenangkan, dan tak terlupakan, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

2 komentar untuk “Candi di Jogja”

Komentar ditutup.

Scroll to Top